9D THE BEST ALUMNI SMP N 1 CILEDUG

Senin, 02 Februari 2009

anak jalanan


Anak Jalanan Yogyakarta

- GudegNet


ANAK JALANAN PEREMPUAN DI KOTA YOGYAKARTA, menurut Paramitha Hapsari, relawan dari Yayasan Humana, cukup memprihatinkan dari segi kesehatan. Sekitar 183 anak jalanan (anjal) perempuan di Yogyakarta yang kondisinya sangat rentan pada permasalahan alat reproduksi mereka.

Penyakit menular seksual (PMS) memang dicurigai hinggap di setiap anak jalanan yang sudah aktif secara seksual. Tetapi menurut Mita, anjal cenderung introvert dan sangat tidak peduli dengan kesehatan pribadi. �Kami sering mendapatkan PMS yang terlambat diobati. Kami maklum, karena mereka memang sulit mendapatkan akses, bahkan pengetahuan mereka pun sangat minim. Hampir setiap anak tidak tahu bahwa berhubungan seksual, mampu menyebabkan kehamilan,� kata Mitha.

Hal yang cukup menyedihkan, kata Mitha, kesadaran bahwa pengobatan suatu hal yang harus ditempuh dengan proses, tidak disadari sepenuhnya oleh anjal. Anak-anak masih menganggap dengan obat, sakit langsung sembuh dan kasus anak langsung menelan sekaligus semua obat dalam resep yang diberikan supaya mabuk atau lupa akan sakitnya, masih sering terjadi.

Direktur Yayasan GAIA, drg Moch Agus Ramli menambahkan bahwa kendala menghadapi anjal bukan itu saja. �Yang jelas, karena pola hidup mereka jauh dari keteraturan, maka selain memberi pengobatan, pendampingan dengan moral jauh lebih dibutuhkan,� katanya.

Anjal yang jumlahnya lebih dari 1.600 (data 2002 dari BK3S) itu, tidak mampu mendapatkan akses langsung ke rumah sakit, Puskesmas atau pun klinik umum. Uang menjadi kendala mereka. Selain itu KTP yang selalu menjadi momok bagi masyarakat jalanan itu, belum juga mendapat perhatian khusus.

Agus lebih condong mengatakan, pelayanan kesehatan belum menyentuh semua lapisan masyarakat. Sedang Klinik KKY sebagai fasilitas kesehatan cuma-cuma dari GAIA dan Humana, juga belum efektif menjangkau semua anjal dan masyarakat miskin perkotaan, yang lokasinya berjauhan. Beranjak dari permasalahan ini, bersama dengan Yayasan Humana dan KKY (Kerabat Kota Yogyakarta), GAIA menyediakan layanan kesehatan bergerak yang didanai oleh Small Grant Scheme British Embassy. Agus mengatakan, British Embassy mengeluarkan dana sebesar Rp 160 juta untuk program kesehatan selama dua tahun.

Pelayanan kesehatan keliling ini diwujudkan dengan Mobil Klinik, yang melayani pemeriksaan kesehatan standar. �Mobil ini bukan mobil baru dan khusus. Ini hanya mobil bekas yang disulap menjadi klinik berjalan. Akan berkeliling secara berkala di lokasi-lokasi mangkalnya anjal,� kata Agus bersamaan dengan peluncuran Mobil Klinik pada Sabtu lalu di Kantor Kimpraswil DIY.

Selain pelayanan kesehatan, pekerja sosial juga melakukan pendampingan keseharian dan memberikan sharing kesehatan. Kasus ringan, kata Agus, seperti Hispa dan penyakit kulit yang selalu diderita anjal, langsung ditangani di tempat. Jika kasusnya cukup berat, langsung dirujuk klinik atau Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan. Sampai saat ini, kata Agus, baru Rumah Sakit Panti Rapih dan Poliklinik Realino yang telah bersedia bekerjasama untuk memberikan pelayanan kepada anjal.
ex: GURUH BUDI H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar